Manfaat Fairtrade Bagi Petani Kakao

Sistem perdagangan fairtrade bagi para produsen (petani kakao) menawarkan kesempatan untuk membuat hidup yang lebih baik. Salah satu jaminan yang diberikan oleh fairtrade dan juga merupakan standar fairtrade adalah jaminan terhadap harga minimum produk dan sebuah premium fairtrade yang ditambahkan pada harga pembelian.


Peremajaan Tanaman Kakao

Program pengembangan kakao di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1980. Sejak saat itu terjadi peningkatan volume produksi dan luas areal kakao secara signifikan. Saat ini tanaman kakao yang ditanam tahun 1980 sudah berumur lebih 31 tahun dan tidak produktif lagi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman kakao yang berumur lebih dari 25 tahun kemampuan produksinya hanya setengah dari potensi produksinya.


Pengolahan Biji Kakao

Pengolahan biji kakao sangat diperlukan sehingga akan menghasilkan biji kakao yang baik dan berkualitas, sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Pengolahan biji kakao melalui beberapa tahapan dari mulai cara panen sampai pengepakan dan penyimpanan biji kakao sehingga siap untuk dijual atau yang lazim disebut penangganan paska panen.


Harga Kakao Organik

Harga kakao organik yang bersertifikat mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga kakao konvensional (non organik). Pasar kakao organik merupakan bagian yang sangat kecil dari pasaran kakao total dunia. Diperkirakan hanya 0,5% dari total produksi kakao dunia.
Namun permintaan kakao organik cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan konsumen yang semakin khawatir oleh keamanan pasokan pangan mereka dari pengaruh bahan kimia dan dipengaruhi oleh isu-isu lingkungan lainnya.


Permasalahan Kakao Di Indonesia

Indonesia merupakan negara ketiga penghasil kakao terbesar didunia setelah Pantai Gading dan Ghana atau setara dengan 15% total produksi kakao dunia. Kakao Indonesia dinilai mempunyai kualitas tersendiri, keunggulan kakao Indonesia adalah titik leleh bubuk coklatnya yang tinggi, mencapai 33 derajat celsius.
Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 180 ribu ton padahal tahun sebelumnya hanya 130 ribu ton, naik 50 ribu ton. Tahun 2011 ini bahkan bisa mencapai 280 ribu ton.

Peningkatan Sumber Daya Manusia Petani Kakao

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian petani kakao masih kurang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk menerapkan cara-cara pengelolaan kebun kakao yang baik. Penerapan Good Agriculture Practices (GAP) ditingkat petani masih sangat rendah. Hal ini tidak semata-mata karena masalah teknis, tetapi juga terkait masalah sosial-ekonomi dan sistem perdagangan.


Feromon Pengendali Hama PBK

Hama Penggerek Buah Kakao atau yang lebih dikenal dengan PBK disebabkan oleh Conopomorpha Cramerella, dan dialami oleh hampir semua petani kakao kita. Hama PBK merupakan hama utama tanaman kakao yang sangat merugikan karena dapat menurunkan produksi 50-90%. Di Indonesia, perkembangan hama ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bisa dikatakan 75% lahan kakao petani diserang hama PBK.


Penyakit Akar Pada Tanaman Kakao

Bagi para petani kakao, serangan penyakit ini mungkin tidak asing lagi. Penyakit yang sering disebut penyakit akar ini menyebabkan kematian pada tanaman kakao. Untuk itu dibutuhkan penangganan yang baik dengan mengetahui gejala serangan, bagaimana penyebaran penyakitnya dan cara pengendaliannya.
Penyakit akar ini merupakan salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman kakao.