Kita sering kali kita mendengar istilah hutan kakao dari para petani kita. Aneh memang kedengarannya karena kakao merupakan tanaman budidaya yang bagi petani merupakan tempat mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.
Istilah ini ditujukan bagi para petani kakao yang tidak mau peduli dengan kebun/lahan kakao mereka.
Lahan kakao mereka dibiarkan terlantar apa adanya tanpa perawatan khusus dan mereka hanya datang pada waktu musim panen tiba. Kebun kakao jauh dari sanitasi, tidak ada perawatan, tidak ada asupan pupuk untuk pertumbuhan dan yang lebih parahnya menjadi tempat sarangnya hama penyakit sehingga sangat merugikan petani di sekitarnya. Sementara lahan tersebut merupakan milik mereka sendiri, berbeda dengan hutan yang notabene nya adalah milik bersama.
Kondisi ini masih ditemui di beberapa lahan petani kita. Sewajarnyalah alam akan memberikan manfaat sesuai dengan usaha yang kita lakukan. Terlepas dari alasan ketiadaan biaya untuk perawatan, kondisi ini tetap tidak bisa dibenarkan. Sebut saja tidak ada biaya untuk beli pupuk, tapi sebenarnya petani bisa membuat pupuk sendiri dengan memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk.
Untuk itu bila petani kita ingin kebun/lahan kakaonya bisa menghasilkan dan menjadi penopang hidupnya maka sewajarnyalah petani kita peduli akan kebun kakao mereka.
3 komentar:
Interesting blog untuk rujukan tentang kakao..
hutan yang liar harus bisa dimanfaatkan sebaiknya gan
Menarik infonya kak :)
Jadi pengen tanam kakao nih
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan dan Komentar Sobat.
Salam Blogger.