5 Hal Mimpi Buruk Petani Kakao

Artikel ini adalah hasil pengamatan dari kondisi petani kakao khususnya petani kakao yang ada di Aceh. Banyak artikel yang memberikan informasi bagaimana kondisi petani kakao kita yang masih jauh dari harapan, produktifitas dan kualitas yang masih rendah, hama dan penyakit, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Berikut ini saya coba memberikan gambaran secara umum kondisi petani kakao kita dengan merangkumkan 5 hal yang menjadi mimpi buruk bagi petani kakao kita.



5 hal ini hanya sebagian dari sekian banyak hal yang harus menjadi perhatian bagi peningkatan dan pengembangan kakao di Aceh dan Indonesia pada umumnya. Apalagi dukungan yang diberikan Pemerintah sekarang ini cukup besar melalui berbagai program dengan harapan bisa memberikan kesejahteraan bagi petani kakao kita.

Bibit Kakao.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam budidaya kakao, pemilihan bibit unggul merupakan salah satu faktor utama penentu untuk mendapatkan kakao dengan produktifitas dan kualitas yang baik. Bila petani salah dalam memilih bibit kakao yang akan ditanam maka petani harus siap-siap untuk kecewa karena hasil yang didapat tidak maksimal.

PBK (hama pengerek buah kakao).
Dari sekian banyak hama dan penyakit kakao, PBK menjadi momok yang menakutkan bagi petani. Secara fisik sekilas buah kakaonya terlihat bagus tetapi begitu dibelah terlihat biji kakao saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang, ukuran biji kecil dan tidak bernas.

Kakao Tua.
Kakao tua yang dimaksudkan disini adalah usia tanaman kakao yang sudah uzur, tidak produktif lagi, sementara lahan yang dimiliki petani terbatas. Bagi petani yang sudah mengerti/mendapatkan pelatihan mengenai peremajaan kakao tentu tidak menjadi masalah tetapi tidak semua petani kakao mengerti masalah peremajaan kakao seperti metode sambung samping.

Hujan.
Kondisi ini berhubungan dengan harga beli kakao petani. Kebiasaan petani yang menjual kakaonya setelah proses pengeringan 1 atau 2 hari untuk mendapatkan harga yang lebih baik, dikarenakan hujan maka biji kakao yang sudah dipanen terpaksa dijual langsung ke pedagang keliling (muge) dengan harga murah. Biasanya kondisinya dimanfaatkan oleh muge untuk membeli kakao petani dengan harga semurah-murahnya.

Konflik.
Nah.. kalo yang satu ini, hanya terjadi di Aceh. Akibat konflik yang berkepanjangan banyak lahan petani yang terlantar dan tidak terawat.

Itu dia 5 hal yang menurut saya menjadi mimpi buruk petani kakao kita.
Mudah-mudahnya informasi ini bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan dan Komentar Sobat.
Salam Blogger.