Petani Kakao Aceh Enggan Fermentasi Biji Kakao

Umumnya sebagian besar petani kakao yang ada di Aceh mengetahui proses fermentasi kakao dengan baik. Dalam setiap pelatihan  peningkatan kualitas kakao yang diadakan baik itu oleh Pemda maupun LSM, petani kakao selalu dianjurkan untuk melakukan fermentasi biji kakao. Tetapi kenyataannya yang ada sekarang bahwa petani kakao Aceh masih enggan bahkan bisa dikatakan tidak mau melakukan proses fermentasi biji kakaonya.

Kondisi ini menyebabkan kualitas kakao Aceh masih jauh dari standar mutu kakao yang telah ditetapkan baik itu ditingkat nasional apalagi untuk kualitas ekspor (internasional). 


Hal utama yang menyebabkan petani kakao Aceh tidak mau melakukan fermentasi biji kakao adalah belum adanya harga lebih untuk kakao yang difermentasi. Harga kakao non fermentasi dan kakao fermentasi dibeli dengan harga yang sama ditingkat pembeli lokal.
Disamping itu proses fermentasi yang membutuhkan waktu 3-5 hari dirasakan petani sangat merugikan mereka. Sebagai perbandingan, kakao non fermentasi yang sudah dijemur sehari dibeli dengan kisaran harga Rp. 14.000,- s/d Rp. 16.000,- tergantung kadar airnya dan harga dasar ditingkat agen besar (kabupaten). Memang dalam hal ini petani tidak bisa disalahkan, mereka perlu uang cepat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak akan mau harus menunggu 3-5 hari untuk melakukan fermentasi biji kakao yang akan dibeli dengan harga yang sama dengan kakao non fermentasi. 

Untuk menindaklanjuti kondisi ini harus dicarikan suatu solusi yang ideal sehingga kakao fermentasi mempunyai harga jual yang lebih dari kakao non fermentasi. Salah satunya adalah dengan melakukan mekanisme pemasaran yang lebih baik. Memang di tingkat lokal harga kakao fermentasi dan non fermentasi sama tetapi  sebenarnya pada tingkat pembeli nasional dan internasional harga kakao fermentasi lebih baik dari non fermentasi. Malahan sebagian perusahaan pengolahan kakao lebih memilih membeli kakao fermentasi dari pada non fermentasi. Mengapa kita tidak menjual kakao fermentasi langsung pada perusahaan yang memang membeli kakao fermentasi dengan harga yang lebih baik sehingga pada akhirnya petani mau melakukan fermentasi kakao. 

Mudah-mudahan informasi ini bisa bermanfaat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Betul, Toke Coklat Lokal Tidak Mau Tahu Itu Biji Coklat Fermentasi Atau Bukan, Harga Tetap Sama Saja. Lagian Toke Coklat Lokal Bilang " Meneketehe Itu Coklat Fermentasi Atau Bukan Toh Penampilan Coklat Kering Tetap Sama Saja "

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan dan Komentar Sobat.
Salam Blogger.